09 Maret 2009

Soal UTS SMA Smstr Genap TP. 0809

UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP
TAHUN PELAJARAN 2008-2009
SMA AL-KAUTSAR KARANG KITRI
Mata Pelajaran : Antropologi

Nama : .........................
Kelas : ........................
Hari Tgl : ..........................

1. Perhatikan pernyataan di bawah ini:
1) ada di setiap daerah
2) bersifat tradisional
3) dipertahankan dan dipegang kuat
4) mudah berubah
5) memiliki nilai tradisi yang buruk
Pernyataan di atas yang menunjukkan ciri budaya lokal adalah....
1), 2), 4)
2), 3), 4)
1), 2), 3)
2), 3), 5)
3), 4), 5)
2. Van Vollenhoven membagi masyarakat Indonesia kedalam 19 daerah kebudayaan. Pembagian daerah kebudayaan tersebut didasarkan pada...
A. perbedaan geografi
B. lingkaran hukum adat
C. pembagian wilayah administratif
D. kesamaan bahasa daerah
E. kesamaan wilayah tempat tinggal
3. Perhatikan aktivitas budaya di bawah ini!
1. orchestra
2. musik gamelan
3. tarian modern
4. reog ponorogo
5. bahasa daerah
aktivitas budaya lokal ditunjukkan oleh...
A. 1, 2, 3
B. 2, 3, 4
C. 3, 4, 5
D. 2, 4, 5
E. 1, 3, 5
4. Perhatikan pernyataan di bawah ini!
1) kebudayaan harus berakar pada kebudayaan suku–suku bangsa di Indonesia
2) merupakan puncak-puncak kebudayaan daerah (budaya yang paling bermutu)
3) merupakan karya setiap orang atau siapapun di dunia
4) merupakan hasil karya warga negara indonesia yang tema pikiran dan wujudnya mengandung ciri khas Indonesia merupakan kebanggaan bangsa lain
Pernyataan yang menunjukkan pengertian budaya nasional Indonesia adalah nomor ...
A. 1), 2) 3)
B. 2), 3), 4)
C. 3), 4), 1)
D. 1), 2), 4)
E. 1), 3), 5)
5. 1) Kebudayaan lokal masyarakat Jawa
2) Kebudayaan lokal masyarakat Sunda
3) Kebudayaan lokal masyarakat Badui
4) kebudayaan lokal masyarakat Tengger
5) Kebudayaan lokal masyarakat Anak Dalam
Kebudayaan yang termasuk dalam kebudayaan masyarakat di Pulau Jawa adalah...
A. 1, 2, 3
B. 3, 4, 5
C. 1, 2, 5
D. 5, 2, 3
E. 1, 5, 4
6. Masyarakat Bugis dan Makasar memiliki pedoman hidup yang disebut Siri. Masyarakat Bali memiliki kelompok dengan sistem pengairan yang disebut Subak. Dua contoh tersebut menunjukkan ....
A. wujud budaya lokal
B. aktivitas budaya lokal
C. unsur budaya lokal
D. karakteristik budaya lokal
E. fungsi budaya lokal
7. Dalam upaya melestarikan nilai budaya bangsa program permuseuman bertujuan untuk...
A. menggali dan merekonstruksi benda purba
B. meningkatkan kesadaran sejarah melalui tulisan
C. memberi inspirasi pembaharuan budaya
D. menyeleksi budaya asing yang masuk
E. memberi informasi lewat pameran dan peragaan benda budaya
8. Budaya asing akan sulit diterima masyarakat bila unsur budaya tersebut...
A. mengandung ide modern
B. sukar dipahami oleh generasi tua
C. sukar disesuaikan dengan budaya masyarakat penerima
D. bernilai seni modern
E. tidak sesuai dengan nilai-nilai agama
9. Proses perubahan budaya yang terjadi akibat pembauran dua budaya atau lebih sehingga ciri kebudayaan lama hilang disebut...
A. proses asimilasi
B. proses difusi
C. proses akulturasi
D. proses inovasi
E. proses penetrasi
10. Para petani mengganti alat bajak yang ditarik hewan dengan alat bajak (bermesin) traktor. Proses tersebut merupakan akulturasi yang berupa....
A. adisi
B. penetrasi
C. substitusi
D. orijinasi
E. akulturasi
11. Unsur budaya lama(lokal) dengan budaya baru (asing) berpadu secara serasi membentuk sistem baru. Proses perpaduan tersebut disebut...
A. Akulturasi
B. Asimilasi
C. Inovasi
D. Sinkretisme
E. difusi
12. Adanya keragaman budaya di Indonesia mengandung berbagai potensi positif maupun negatif. Salah satu potensi positif adalah ....
A. tercipta kompetisi antar budaya di indonesia
B. menjadi salah satu faktor pendorong integrasi
C. menambah daya tarik Indonesia dalam mengembangkan wisata budaya
D. terjadinya dialog antar budaya untuk mengikis sikap primordialisme
E. terciptanya sikap mengutamakan budaya sendiri
13. Proses panjang seorang individu belajar menyatukan dirinya dengan masyarakat disebut...
A. sosialisasi budaya
B. adaptasi budaya
C. inovasi budaya
D. internalisasi budaya
E. enkulturasi budaya
14. Inovasi budaya merupakan proses perubahan yang ditandai dengan....
A. penerapan penemuan baru
B. proses penemuan budaya baru
C. pembauran budaya
D. pembaharuan budaya
E. penyebaran budaya
15. Wujud budaya nasional yang paling tepat sebagai alat penghubung antar daerah dan antar budaya adalah...
A. bahasa nasional
B. pakaian nasional
C. pola perilaku bangsa
D. peralatan hidup
E. sarana transportasi
16. Secara antropologis integrasi indonesia mempunyai arti....
A. upaya menghilangkan semua perbedaan
B. menyamakan dengan budaya mayoritas
C. penyesuaian di antara keragaman budaya
D. mengadu domba beberapa budaya
E. mencampuradukkan beberapa unsur budaya
17. Sikap etnosentrisme merupakan salah satu faktor penghambat persatuan. Sikap etnosentrisme adalah ...
A. sikap feodal yang kolot
B. mengagungkan kebudayaan sendiri
C. sikap tertutup terhadap budaya lain
D. mengadu domba beberapa budaya
E. mencampuradukkan beberapa unsur budaya
18. Perhatikan karakteristik berikut ini:
1) terjadi secara perlahan
2) terjadi dengan cepat
3) terjadi tanpa ada suatu rencana
4) masyarakat yang menyesuaikan diri dengan keperluan, keadaan dan kondisi baru
5) dilakukan dengan kekerasan.
Dari karakter tersebut diatas yang merupakan karakter dari evolusi adalah...
A. 1), 2), 3)
B. 2), 3), 4)
C. 1), 3), 4)
D. 3), 4), 5)
E. 2), 4), 5)
19. Dinamika budaya memiliki dua faktor pendukung yaitu faktor internal dan eksternal. Perhatikan faktor-faktor di bawah ini:
1) adanya rasa tidak puas terhadap nilai yang berlaku
2) adanya penyimpangan dalam sistem nilai yang berlaku
3) adanya suatu penemuan baru
4) peperangan
5) interaksi dan komunikasi dengan masyarakat lain
Faktor internal pendorong dinamika budaya antara lain:
A. 3), 4), 5)
B. 2), 3), 4)
C. 2), 4), 5)
D. 1), 2), 3)
E. 1), 3), 5)
20. Berikut ini yang bukan merupakan faktor penghambat dinamika budaya adalah...
A. sikap terbuka
B. terlalu mengagungkan tradisi
C. lambatnya perkembangan iptek
D. prasangka buruk terhadap budaya luar
E. kurangnya interaksi dengan masyarakat luar
21. Pewarisan budaya akan lebih efektif apabila dilakukan mulai dari ...
A. lingkungan sekolah
B. lingkungan keluarga
C. lingkungan kerja
D. lingkungan pergaulan
E. lingkungan adat
22. Dalam kehidupan bermasyarakat terdapat suatu proses peralihan nilai-nilai lama dan norma yang dianggap baik dan berguna bagi kehidupan. Peralihan tersebut terjadi melalui proses...
A. pewarisan budaya
B. perpaduan budaya
C. pembauran budaya
D. penemuan budaya
E. pembaruan budaya
23. 1) keluarga
2) lembaga pendidikan
3) lembaga adat
4) lembaga politik
5) media massa
Sarana pewarisan budaya pada masyarakat modern adalah...
A. 1), 2), 3)
B. 1), 3), 4)
C. 1), 4), 5)
D. 3), 4), 5)
E. 2), 4), 5)
24. Perbedaan antara pewarisan budaya pada masyarakat modern dan tradisional adalah...
A. pada masyarakat tradisional berlangsung lambat, pada masyarakat modern berlangsung cepat
B. pada masyarakat tradisional berlangsung secara sederhana, pada masyarakat modern terjadi seiring dengan perkembangan iptek
C. pada masyarakat tradisional dilakukan pada masyarakat pedesaan, pada masyarakat modern dilakukan pada masyarakat perkotaan
D. pada masyarakat tradisional cenderung sulit dilakukan, pada masyarakat modern lebih mudah dilakukan
E. pada masyarakat tradisional dilakukan oleh keluarga, pada masyarat modern dilakukan oleh orang lain
25. Salah satu wujud integrasi nasional di masyarakat adalah....
A. mencegah polusi
B. merawat lingkungan
C. memperkuat ethnosentrisme
D. toleransi antar suku bangsa
E. melestarikan warisan tradisi
26. Budaya nasional pada prinsipnya adalah kepribadian nasional yang terbentuk dari...
A. hasil buah usaha bangsa Indonesia
B. budaya suku bangsa mayoritas
C. semua budaya asing yang masuk Indonesia
D. budaya yang bersifat modern
E. budaya suku bangsa tertentu
27. Salah satu fungsi bahasa secara khusus adalah untuk tujuan praktis, yaitu digunakan untuk…
A. pengungkapan bahasa seindah-indahnya
B. berhubungan dalam pergaulan sehari-hari
C. mempelajari naskah-naskah kuno
D. mempelajari ilmu
E. menulis karya sastra
28. Nilai seni pada dasarnya bersifat universal, karena…
A. rasa seni dimiliki oleh seniman
B. rasa seni digemari kaum muda
C. rasa seni dimiliki setiap manusia
D. rasa seni digemari kelompok manusia tertentu
E. rasa seni menjadi ekspresi seni
29. Legenda adalah cerita masyarakat yang bersifat semihistoris dan dianggap ada atau pernah ada di masyarakat. Contoh legenda...
A. cerita lara Jonggrang
B. cerita Ande-ande lumut dan Kleting Kuning
C. cerita Jaka Tarub dan Dewi Nawang Wulan
D. cerita Bawang merah dan Bawang Putih
E. cerita Nyai Roro Kidul dan Pantai Selatan
30. Folklor adalah tradisi yang berkembang di masyarakat. Jenis folkor lisan atau verbal adalah ...
A. legenda, tarian rakyat
B. kerajinan, obat tradisional
C. rumah tradisional, puisi rakyat
D. peribahasa, nyanyian rakyat
E. adat istiadat, pesta rakyat
31. Agama mempunyai peran untuk mengajar dan membimbing manusia tentang hal-hal baik. Dalam hal ini agama mempunyai fungsi...
A. memupuk persaudaraan
B. pengawasan sosial
C. penyelamatan
D. transformatif
E. edukatif
32. Bahasa menjadi sarana komunikasi yang sangat vital, karena...
A. merupakan sarana ekspresi keindahan
B. menjadi pedoman bertingkah laku
C. sebagai alat ukuran bertindak
D. bahasa sebagai penyampai pesan
E. bahasa memberikan petunjuk
33. Variasi bahasa yang digunakan untuk berbincang-bincang dengan keluarga atau teman adalah...
A. ragam usaha
B. ragam resmi
C. ragam intim
D. ragam santai
E. ragam sastra
34. Dalam kedudukannya sebagai bahasa negara, Bahasa Indonesia mempunyai fungsi diantaranya...
A. lambang identitas nasional
B. lambang kebanggaan nasional
C. alat penghubung antar daerah
D. alat pengantar dalam pendidikan
E. alat penyatuan berbagai suku bangsa
35. Bahasa Melayu diangkat menjadi bahasa persatuan karena telah menjadi bahasa lingua franca dikawasan tanah air, yang berarti...
A. banyak diminati masyarakat
B. mudah beradaptasi dengan bahasa lain
C. dianggap sebagai bahasa yang paling menarik
D. digunakan sebagai bahasa pergaulan sehari-hari
E. digunakan dalam acara formal
36. Dalam seni lukis, aliran naturalisme menekankan pada ciri lukisan dengan bentuk...
A. jiwa yang diangankan oleh pelukis
B. sederhana primitif dan kekanak-kanakan
C. sewajarnya, jelas dan sering dipertajam
D. sewajarnya dan memperhatikan perspektif garis dan warna
E. hasil ungkapan seniman dari apa yang diamati
37. Teknik ragam hias dengan ciri berbentuk bidang datar, yang dibagi menjadii dua bagian yang sama dan didisi dengan ragam hias ukir yang sama disebut...
A. Teknik simetri
B. Teknik lung
C. Teknikroset
D. Teknik medallion
E. Teknik pilin bersambung
38. Karya sastra angkatan 20 atau Balai Pustaka mempunyai ciri ....
A. menunjukkan protes sosial
B. tema pokok kawin paksa
C. tema pokok masalah keagamaan
D. kritik terhadap penjajah
E. menekankan kebebasan berekspresi
39. Dilihat dari ceritanya, wayang Purwa mempunyai ciri ...
A. berisi cerita dari Cina
B. menceritakan cerita panji
C. cerita dari kitab Mahabarata dan Ramayana
D. berisi penyuluhan bagi masyarakat
E. berisi cerita Wong Gung Menak
40. Masyarakat tradisional Indonesia mengembangkan obat-obatan tradisional untuk berbagai jenis penyakit. Sakit batuk dapat diobati dengan ....
A. kunyit dan lengkuas
B. kencur dan jeruk nipis
C. daun sisrih dan daun jambu
D. temulawak dan temugiring
E. bawang merah dan bawah putih.

13 Februari 2009

Petunjuk Pel. Mentoring

PETUNJUK PELAKSANAAN
KEGIATAN MENTORING
TAHUN 2008-2009


A. PROFIL SEORANG MENTE (PEMBIMBING)
1. Memiliki fikroh (pola piker) yang benar tentang Islam, Aqidah yang dalam dan amal yang berkelanjutan.
2. Memiliki tsaqofah Islamiyah yang cukup dan mengetahui madah (materi-materi) terbiyah.
3. Berkepribadian membimbing, membantu dan mempunyai pola hubungan social yang baik.
4. Seorang mente adalah orang tua bagi A’do nya (anggota/peserta)nya, mampu memposisikan dirinya diantara para a’donya, seakan-akan seperti orang tua yang senantiasa membimbing putra-putrinya menjadi orang yang lebih baik bagi dirinya.
5. Seorang mente adalah syeikh bagi anggotanya, harus senantiasa meningkatkan kualitas ruhiyahnya agar menjadi sumber inspirasi bagi anggotanya.
6. Seorang mente adalah Murobbi bagi anggotanya, hendaknya sorang murobbi memberikan kontribusi ilmu kepada anggotanya.
7. Seorang mente adalah seorang pemimpin, dituntut untuk dapat mengerahkan dan memimpin para a’donya ke jalan Allah SWT.

B SASARAN MENTORING :
1. Peserta mentoring diharapkan dapat memahami dengan menyeluruh (syamil Mutakamil) terhadap Islam, diantaranya :

a. Islam sebagai agama yang syamil (sempurna) meliputi segala aspek kehidupan.
b. Al-Qur’an dan Assunah satu-satunya sumber hukum Islam
c. Menyucikan dan mentauhidkan Allah, dengan menghindarkan diri dari perbuatan syirik dan prilaku bid’ah.
d. Beribadah dengan sungguh-sungguh sesuai dengan syariat yang telah ditentukan Allah dan Rasulnya.
e. Menerima pesan-pesan dari Rasulullah, para Sahabat, Tabiin dan tabiit serta meminta pendapat para Ulama Salaf dan Khalaf tentang sesuatu yang belum diketahuinya.
f. Lebih mengutamakan amaliyah dari pada qouliyah.
1. Peserta mentoring diharapkan dapat memiliki kedisplinan yang sempurna, dengan memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Paham : meyakini dan memahami Islam sebagai fikrah yang bersih.
b. Ikhlas : tercermin dari ucapan dan perbuatan yang semata-mata mencari ridha Allah SWT.
c. Amal : yang dilakukannya hendaknya bukan atas kejahilan tetapi atas dasar ilmu yang telah dipelajarinya.
d. Jihad : tahapannya dengan hati, lisan, tulisan dan kekuasaan.
e. Pengorbanan : dengan harta, jiwa, waktu, tenaga, kehidupan dan segala hal yang dimilikinya.
f. Taat : melaksanakan perintah dengan segala kondisi.
g. Tsabat : bersungguh-sungguh pada jalan yang mengantarkan pada tujuan.
h. Tjarud : membersihkan pola piker dari berbagai prinsip dan pengaruh individu.
i. Ukhuwah : hati dan ruh yang terikat dengan aqidah adalah wujud dari persaudaraan yang hakiki.
j. Tsiqoh : kepercayaan yang memberikan rasa puas dari yang dipimpin terhadap yang memimpin dalam hal kepemimpinan dan keikhlasan selanjutnya melahirkan rasa cinta, penghargaan dan penghormatan.


C. AGENDA ACARA MENTORING :
1. Muqodimah
2. Tilawah Al-Qur’an bergilir, perhalaman Al-Qur’an/per 1 ayat bagi setiap a’do.
3. Infaq/sodaqoh
4. Mutabaah syiar Yaumiyah/Usbuiyah :
( kegiatan : tilawah, qiyamullail, shoum senin-kamis, tahfidz al-qur’an dan hadist, shalat berjamaah, sholat duha, rawatib, infaq dan sodaqoh, riyadoh, memenuhi janji dsb).
5. Murojaah hafalan qur’an dan hadist
6. Materi Ketarebiyahan
7. Penutup/Doa
D. MATERI POKOK KETARBIYAHAN:
I. SMA :
1. Syarat diterimanya syahadat
2. Tahapan berinteraksi dengan 2 kalimat Syahadat
3. Ashibgoh wa Inqilab (Pewarnaan dan perubahan)
4. Sabar
5. Islam sebagai system hidup
6. Sepuluh rislah permuda
7. Amal jamai
8. Wala dan bara (Loyalitas dan anti loyalitas)
9. Syukur nikmat
10. Maiyatullah (Kesertaan Allah)
11. Problematika Iman
12. Islam : kemrin, kini dan esok
13. Kewajiban berdakwah
14. Ilmu dan urgensinya
15. Tadabbur ayat QS 48 : 29
16. Syumuliyatul Islam (kesempurnaan Islam)
17. Al-Islamu Dinul Haq
18. Minhajul Hayah (Pedoman Hidup)
19. Islam sebagai Akhlak
20. Islam sebagai fikrah
II. MTS :
1. Pentingnya dua kalimat Syahadat dan kandungannya
2. Realisasi kandungan 2 kalimat Syahadat
3. Makna kata Tuhan
4. Pentingnya mengenal Allah SWT dan metodologinya
5. Penghalang mengenal Allah
6. Bukti keberadaan Allah SWT
7. Mahabbatullah (mencintai Allah)
8. Al-Ihsan (berbuat baik)
9. Pengertian Tentang Rasul dan kebutuhan manusia kepadanya
10. Kedudukan Rasul dan sifat-sifatnya
11. Makna Al-Islam dan Ketentuan Allah
12. Islam Sebagai Akhlak
13. Islam sebagai agama yang benar
14. Aktivitas Islam
15. Pengenalan hakikat manusia
16. Potensi Manusia
17. Nafsu dan sifat manusia
18. Hakikat Ibadah dan kesempurnaannya
19. Diterima dan hasil Ibadah
20. Missi Manusia

Ilmuwan

Profil Ilmuwan Muslim Perintis Ilmu Pengetahuan Modern


o Bangsa Arab Muslim banyak mempersembahkan pengabdian yang mulia, hingga menepatkan penelitian cahaya dan teori-teorinya. Dalam ilmu ini, terlihat kepada kita kebesaran ciptaan Islam. Kalaau tidak karena Islam, tidak akan ada ilmi segitiga seperti halnya yang kita lihat sekarang. (Marx Mirehove).
o Apa yang kita namakan ilmu yang berkembang di Eropa sebagai hasil jiwa baru dalam mengadakan pembahasan metode-metode baru tentang penyelidikan, observasi, pengukuran, tentang perkembangan ilmi pasti, tidak dikenal oleh bangsa Yunani. Jiwa dan metode-metode itu diperkenalkan kepada sunia Eropa oleh bangsa Arab. (Briffault)
Itulah sebagian dari pernyataan jujur para ilmuan Barat terhadap Islam dan para ilmuwan besar yang berperan besar terhadap perkembangan ilmu pengetahuan modern. Tak terbantahkan bahwa peradaban Islam memang pernah menjadi mercusuar dunia, pada saat Eropa dirundung kegelapan pada Abad Pertengahan. Diakui atau tidak, peradaban Islam dengan para ilmuwan besarnya berperan besar dalam ‘menyulut’ berkobarnya renaissance, yang menandai bangkitnya Eropa dari keterpurukan.
Tapi sayang, semua itu terbalik 1800 sekarang ini. Umat Islam seolah ‘gaptek’ dalam menyikapi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat saat ini. Generasi muda Islam, seperti saya ini banyak yang tidak tahu bahwa kemajuan ilmu modern yang sangat pesat saat ini adalah atas prakarsa ‘kakek moyang’ mereka pada masa lampau.
Saya mengangkat tema Profil Ilmuwan Muslim Perintis Ilmu Pengetahuan Modern, saya harapkan dapat menyadarkan kepada umat Islam, khususnya Generasi muda Islam bahwa ‘moyang’ mereka pernah menorehkan tinta emas dalam sejarah peradaban dunia, hingga akhirnya menggugah kembali semangat umat Islam untuk mengejar ketertinggalan yang dialami saat ini.

Al-Khawarizmi
Al-Khawarizmi yang bernama lengakap Abu Abdullah Muhammad Ibn Musa Al-Khawarizmi adalah salah seorang matematikawan muslim yang sering dikaitkan dengan tempat kelahirannya, Khawarizmi. Pada masa itu Khawarizmi merupakan pusat penelitian Asia yang terkenal dan selalu dikenang. Penulis sejarah kenamaan, George Sarton mengungkapkan bahwa Al-Khawarizmi adalah salah seorang Ilmuwan muslim terbesar dan terbaik pada masanya. Sarton menyatakan juga bahwa periode antara abad keempat sampai kelima sebagai ‘Zaman Al-Khawarizmi’, karena ia adalah ahli matematika terbesar pada masanya.
Namun menurut sumber yang lain, Al-Khawarizmi hidup sekitar awal pertengahan abad ke-9 M. ia lahir di Khawarizm, Uzbekistan pada tahun 194 H/780M dan meninggal pada tahun 266H/850M di Bagdad. Dalam usia mudanya, pada masa khalifah Al-Ma’mun, ia bekerja di Bait Al-Hikmah di Bagdad. Disana ia bekerja dalam sebuah observatori tempat ia menekuni studi matematika dan astronomi. Disana ia juga dipercaya untuk mempimpim perpustakaan sang Khalifah.
Di Barat, terutama di Eropa, Al-Khawarizmi lebih dikenal dengan nama Algoarismi atau Algoarism. Nama Algorism pada abad-abad pertengahan, kemudian dipakai orang-orang Barat dalam arti kata aritmatika (ilmu hitung). Dengan menggunakan angka-angka Arab. Di Prancis, nama Algorism juga muncul sebagai Augrysm atau Augrism, sedang di Inggris digunakan kata Augrym atau Augrim. Di Spanyol ia mengalami sedikit perubahan menjadi Alguarisme. Demikian seterusnya, sehingga nama Al-Khawarizmi akhirnya menjadi sebuah monument sejarah aljabar yang kini telah berkembang menjadi matematika. Dan yang penting diketahui bahwa Al-Khawarizmi adalah orang muslim pertama dalam ilmu hitung atau matematika. Karena yang menemukan ilmu itu tak lain adalah Al-Khawarizmi sendiri. Algorisme sendiri merupakan system hitung nilai menurut tempat, dari kanan ke kiri, puluhan, ratusan, ribuan, dan seterusnya, begitu pula system desimal (persepuluhan) sebagai umum pengganti sexagesimal(perenampuluhan) yang umum dicapai dulu dalam kebudayaan-kebudayaan Semit.
Bila C.J. Toomer benar, sebagaimana yang dijelaskannya dalam “Dictionary Scientifik biography”(1973), maka dapat dikatakan bahwa hampir seluruh karya-karya Al-Khawarizmi disusun selama masa pemerintahan Al-Ma’mun (813-833), Khalifah II setelah Umayyah membangun kekhalifahan Islam di Damaskus pada tahun 661 M.
Ketika Al-Battani memperoleh penemuannya yang lebih cermat dan seksama daripada penemuan Ptolomeus, maka pada saat yang hampir bersamaan, Al-Khawarizmi telah memperkenalkan angka-angka India dan metode-metode perhitungan India pada dunia Islam. Ia memang banyak belajar dari sumber-sumber literature Hindu.
Karya-karya Al-Khawarizmi mengenai ilmu hitung India dan tabel-tebel astronomi tertua telah diterjemahkan oleh Adelard dari Dath pada abad ke-12M. karya-karya aljabarnya disebut “al-Mukhtasar fi Hisab al-Jabr wa al-Muqabala”. Karya tersebut sebagiannya telah diterjemahkan oleh Robert dari Chester dengan judul “Liber Algebras et Almucabola”. Setelah itu menyusul Gerard dari Cremona (1114-1187M) membuat versi kedua, “De Jebra et Almucabola” yang lebih baik bahkan mengungguli versi E. Rosen. Dengan jalan ini, berarti telah diperkenalkan di Eropa suatu ilmu yang tadinya secara komplit belum dikenal, sampai kemudian sebuah terminology yang masih mampu untuk terus tumbuh dan berkembang. Ada yang mampu untuk terus tumbuh dan berkembang. Ada yang menduga bahwa “Aljabar wa al-Muqabala” didasarkan pada astronomi Hindu Brahmagupta dan diterjemahkan ke dalam bahasa Latin oleh Gerard dari Cremona pada abad ke-7M.

a. Riwayat Angka Nol
Pada saat yang hampir bersamaan, ketika “algebra” sedang diterjemahkan. John dari Seville membuat sebuah versi bahasa Latin terkenal yang merupakan penyesuaian dari karyanya sendiri atau karya beberapa penulis muslim, yang telah hilang dalam versi bahasa Arab kecuali “Kitab Hisab al-Adab al-Hindi”. Karya John dari Seville itu berjudul “Liber Alghoarisme de Pratica arismetrice”.
Hubungan-hubungan yang ada diantara beberapa karya Abad Pertengahan yang berasal dari karangan al-Khawarizmi tampaknya masih kurang memadai. Namun semuanya mempunyai karakteristik umum, sehingga mereka menjelaskan bagaimana bekerja dengan sejumlah angka-angka dan bilangan-bilangan Arab yang pernah terkenal pada abad ke-3H/ke-9M. di semenanjung Iberia. Mengenai angka-angka ini, sarjana-sarjan abad pertengahan menemukan berbagai macam etimologi dan legenda-legenda. Gasper Tejada, misalnya menegaskan bahwa “Nol itu bukanlah sebuah tanda melainkan suatu ruang kosong”. Ini merupakan sebuah ide yang didapatkan jauh lebih awal dalam “Mafatih al-Ulum” atau “Keys of the Science”.
Angko nol atau kosong, dalam bahasa Arab disebut sifr. Dengan angka ini kita dapat menghitung puluhan, ratusan, ribuan dan seterusnya. Sebelum angka nol ditemukan atau diciptakan oleh orang Islam, orang menggunakan abacus sempoa semacam daftar yang merupakan jadwal dimana ditunjukan satuan puluhan, ratusan dan seterusnya untuk menjaga agar setiap angka tidak saling tertukar dari tempat yang telah ditentukan dalam hitungan. Sayang sekali bahwa abacus ini kurang populer dikalangan pemakai. Terbukti ketika Boethius dan Gerbert mencoba memperkenalkannya di Barat pada sekitar abad ke-10 M. ternyata kurang mendapat perhatian. Orang malah meniggalkannya dan berganti memakai raqam al-binji penemuan Al-Khawarizmi. Orang Islam membawa angka ini bersama dengan angka nol, yang baru menggunakannya setelah kira-kira 250 tahun dipakai orang Islam sendiri. Yang mungkin perlu ditelusuri lebih lanjut adalah mengenai penggunaan titik kecil sebagai pengganti angka nol yang hingga kini tetap terpakai dalam penulisan angka Arab
Sebuah karangan Al-Khawarizmi yang dianggap penting juga telah disalin ke dalam bahasa Latin oleh Prince Boncompagni dengan judul “Trattati d’ Arithmetica”. Buku tersebut membahas beberapa soal hitungan dan asal-usul angka, serta sejarah angka-angka yang sekarang ini kita gunakan. Buku terbit di Roma pada tahun 1857 M.
Bentuk actual angka-angka yang kurang penting untuk operasi-operasi digambarkan dalam “Liber Alghoarismi”, namun operasi-operasi tersebut dilakukan dengan cara 9 atau 10 simbol-simbol yang secara tidak langsung menyatakan suatu penyetahuan tentang aturan-aturan yang diuraikan secara terperinci oleh Al-Khawarizmi. Di Spanyol cara ini telah dikenal sekitar abad ke-10M, yang membuktikan adanya suatu cara penulisan bilangan dengan system posisional dengan dasar 10. dengan hal bentuk angka-angka yang digunakan pada waktu itu, sementara masih dilacak terus.

b. Jasa al-Faraid
“Liber Alghoarismi”dan karya-karya lain yang sama, semuanya menguraikan secara jelas operasi-operasi penambahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Semua ini menunjukan bagaimana seharusnya menggunakan pecahan-pecahan desimal dan sexagesimal. Dan semuanya mengguanakan apa yang disebut pecahan-pecahan Eqyptian yang menggunakan angka satu sebagai pembilang, sehingga kita dapat memperoleh angka atau bilangan lain dengan cara penambahan. Misalnya 1/3 + 1/15 = 2/5 atau ¼ + 1/28 = 2/7. bentuk-bentuk pecahan semacam ini telah ditemukan dalam Rhind Papyrus dan telah berkembang melampaui periode-periode Abad Pertengahan khususnya ketika system aturan warisan dalam Al-Qur’an menampilkan al-Faraid (ilmu tentang warisan) dan telah membuat operasi-operasi aritmatika yang menggunakan angka-angka pecahan menjadi lengkap sempurna
System tersebut, yang saat ini telah berkembang dengan baik, diperkirakan masuk Eropa melalui perantara berbagai versi bahasa Spanyol dan karya-karya Fibonacci, serta karya Gebert d’Adrignac dari Spanyol, salah satu karya Leonardo Fibonacci, “Liber Abaci” yang terdiri dari 15 bagian, merupakan hasil penelitiannya tentang ilmu aljabar yang pada saat itu (abad ke-8M) banyak dipakai di Barat. Hasil penelitian tersebut berasal dari orang Islam yang mutunya melebih cara-cara berhitung ala Pythagoras. Hal ini dipertegas lagi setelah ia berkelana di Mesir, Sicilia, Yunani dan lain sebagainya. Ditemukan pula bahwa ternyata pengetahuan tentang akar, pecahan, negatif dan positif adalah hasil penemuan ilmuwan Muslim.
Operasi-operasi dengan pecahan sexagesimal, ini diketahui amat penting untuk perhitungan-perhitungan astronomi, malahan lebih menarik lagi Al-Khawarizmi memberikan beberapa aturan yang melalui sesuatu penyelesaian dalam buku berjudul “De Numero Indorum” oleh John Seville, dengan cepat masuk menerobos bangku-bangku universitas. Karya-karya berbahasa Arab pada abad ke-9 M. Juga menyuguhkan topik-topik yagn mengandung suatu tabel pengalian dalam system sexagesimal. Tabel sexagesimal seperti disebutkan di atas ditemukan dalam karya Kusyiyar bin Labban (360-420H/971-1029M.) yang berjudul “KItab fi Ushul Hisab al-Hind” yang kini telah dianggap hilang. Sedang versi tertua yang masih tersimpan adalah versi bahasa latin karya Al-Khawarizmi “Astronomi Tables” yang kemudian diterjemahkan oleh Adelard dari Bath.

c. Tabel Astronomis
Sebagai seorang praktisi astronomi, Al-Khawarizmi dikenal sebagai salah satu tokoh pendiri bidang “Astrolabe” dan telah menyusun kurang lebih seratus tabel tentang bintang. Salah satu karyanya yang berjudul “Zij al-Shindhind” merupakan karya terpenting hingga saat ini. Ia merupakan sebuah tabel astronomis yang telah diterjemahkan oleh Adelard dari Bath ke dalam bahasa Latin, dan diedit oleh H Suter di bawah judul “Die Astronomischen Tafel des Muhammad Ibnu Musa al-Khawarizmi” (Kopenhagen-1914 M.).
Buku “Zis as-Sindhind” di atas telah menjadi subyek dari suatu komentar khusus Ibnu Al-Muthanna. Versi bahasa Arabnya telah hilang tapi versi bahasa Hebrew yang diedit dan diterjemahkan oleh B.R Goldstein (London-1967 M) dan versi bahasa Latin yang diedit oleh E. Millas Vendreli (Madrid-Barcelona, 1963 M) masih tetap tersimpan. Dengan demikian dapat diketahui bahwa karya Al-Khawarizmi mempunyai dua buah resensi, yang salah satunya digunakan oleh Adelard. Kemudian hanya ini dikoreksi Maslama Al-Majiriti.
Beberapa informasi komplementer tentang tranmisi dan kandungan “Tables” dapat ditemukan dalam karya Abraham ben Ezra, “El Libro los Fundamentos de las Tables Astronomicas”, dan dalam monograf-monograf J.J Burckhardt.
Sebuah analisa terhadap “Tables” Al-Khawarizmi mengungkapkan sumber-sumber yang digunakan serta ketidakteraturan sifat subyeknya. Teori menyangkut bulan misalnya, berasal dari sebuah sumber antara (intermediate source) yang tidak ada kaitannya dengan “Almagest”. Metode-metode yang digunakan untuk menentukan garis bujur sebuah planet secara tepat, berasal dari “Surya Shidanta” dan “Janda Jadyaka”. Nilai-nilai gerakan berasal dari Brahmagupta. Dan dalam manuskrip “Corpus Christi College”, yang berasal dari Adelard, terdapat sebuah gambaran mengenai gerak acak yang dijelaskan panjang lebar oleh Azarqui (Az-Zarkah), juga sama-sama berasal dari sumber-sumber India.
Sebuah sumber yang sama dapat dikenal dalam persamaan-persamaan yang menyangkut matahari dan dalam tabel-tabel sinus dengan R =150 (Ibnu Muthanma juga menyinggung nilai ini) yang kemudian diganti, dalam penyesuaian-penyesuaian yang dilakukan oleh Maslama, dengan penyesuaian-penyesuaian yang dilakukan basis R = 60, sebuah bilangan asli Yunani (Hellenistik). Di sisi lain metode-metode yang digunakan untuk menentukan gerakan maju dan mundurnya sebuah planet, langsung atau tidak berasal dari buku pegangan “Tables” karya Theo. Unsur-unsur lain yang diberikan di dalamnya, dalam “Tables” Al-Khawarizmi, berasal dari “Zij Ma’munj” dan “Zijasy-Syah”. Sedang dalam penentuan parallax, algorisme ulang (the repetitive algorism) diperoleh dari “Janda Jadyaka” dan ini membawa suatu parallelisme tertentu dengan metode yang digunakan oleh Keppler untuk menentukan anomaly eksentrik.

d. Kontribusi Al-Khawarizmi dalam Bidang Geografi
Dalam bidang geografi Al-Khawarizmi telah menulis sebuah teks geografi berjudul “Kitab Surat al-Ardh” yang berisi daftar bujur dan lintang kota-kota dan letak lokasinya. Katyanya tersebut didasarkan pada peta dunia yang dikembangkan berdasarkan ilmu “Ptolomy’s Geography” Buku ini telah diedit oleh H. Von Mzik, Leipzig pada tahun 1926, dan telah dijadikan obyek studi oleh C.A Nallino, “al_khawarizmi e il suo Rifacimento Della Geografi di Toledo” dalam “Reccolta di studi” (Roma 1944 M).
Karya Al-Khawarizi lainnya yang tetap dipertahankan adalah tentang penanggalan Yahudi “Istikhraj Tarikh al-Yahudi”. System penanggalan tersebut memberikan gambaran akurat siklus setiap sembilan belas tahun dengan tujuh bulan intercalasi; suatu aturan yang menentukan jatuhnya hari pada setiap minggu hari pertama bulan Tishri dimulai, perhitungan selisih diantara Yahudi (kreasi Adam) dan era Seleucid (1 Oktober 312 S.M), dan memberikan aturan dalam menentukan garis bujur antara matahari dan bulan. Buku ini diedit dalam “Rasa’il al-Mutafarrika fi al-Haya”, Haydar abad 1948 M dan telah ditelaah oleh E.S. Kennedy dalam “Scripta Mathematica”, 1964 M. Karya yang kaya akan informasi ini, membentuk suatu petunjuk tertua yang menyangkut penanggalan Yahudi. Al-Khawarizmi termasuk salah seorang diantara sekian banyak intelektual Muslim Arab yang mewariskan teorama-teorama trigonometri seperti Sinus, Kosinus, Tangen, Kotangen, dan sebagainya.

Abu Kamil Suja’
Ia bernama lengkap, Abu Kamil Shuja’ bin Aslam bin Muhammad bin Shuja’ Al-Hasib Al-Misri, dan merupakan penerus Muhammad bin Musa Al-Khawarizmi. Ia dikenal sebagai ahli aljabar tertua, yang karyanya cukup banyak bertebaran, sehingga tak berlebihan jika ia tergolong sebagai salah seorang ahli matematika terbesar pada Abad-abad Pertengahan Islam. Melalui Leonard dari Pisa serta pengikut-pengikutnya, Abu Kamil telah memberikan pengaruh besar pada perkembangan aljabar di Eropa. Tulisan-tulisannnya tentang geometri pun memberikan pengaruh dan konstribusi yang besar terhadap geometri Barat, terutama uraian-uraian aljabar terhadap soal-saol geometric. Liku-liku hidupnya nampaknya tidak begitu jelas. Namun dapat dikatakan bahwa ia hidup setelah Al-Khawarizmi (sekitar tahun 850 M), sebelum Ali bin Ahmad Imrani (955-956 M).
Sepanjang hidupnya, Abu Kamil Suja’ telah banyak menulis tentang ilmu aljabar. “Al-Fihrist”, sebuah daftar buku-buku tentang matematika dan astrologi, memuat dua buah karya berjudul “Kitab fi al-Jam wa at-Tafrik” (tentang penambahan dan pengurangan) serta kitab “Kitab al-Khata’aya” (tentang dua kesalahan). Kedua buku ini telah menjadi bahan diskusi yang berkepanjangan, dan sempat mengundang kerumitan dari para ahli sejak F. Woopeke mencoba memperkenalkan “Kitab fi al-Jam wa at-Tafrik” pada tahun 1863 M, dengan menerjemahkannya ke dalam bahasa Latin dengan judul “Augmentum et Diminuti” yang terdapat dalam buku “Liber Augmenti Diminutionis” dan “Histoire des Sciences Mathematiques et Italie”. Tidak satu pun karya-karya yang tersebut didalam “Al-Fihrist” dapat bertahan lama dalam bahasa Arab. Hampir dalam waktu singkat dapat diterjemahkan ke berbagai bahasa. “At-Ta’arif” misalnya, telah diterjemahkan dan dikomentari oleh H. Suter menjadi “Das Buch der Sletenheiten der Rechenkunst von Abu Kamil Al-Misri”. Buku tersebut menawarkan penyelesaian-penyelesaian integral terhadap persamaan-persamaan tak tentu. “At-Ta’arif” juga mempunyai versi bahasa Hebrew yang dikerjakan oleh Mordekhai Finzi dari Montua (1460 M), yang juga menerjemahkan beberapa risalah Abu Kamil Suja’ tentang soal-soal aljabar. Selain itu ada pula karya Abu Kamil Suja’ yang diterjemahkan oleh G. Sachendote, meski bukan berasal dari buku aslinya yang berbahasa Arab, melainkan lewat bahasa Spanyol.
Dalam risalahnya tentang al-Jabar, Abu Kamil Suja’ menekuni suatu bab mengenai al-Jabar dengan membentuk analisis dan menyusun beberapa metode yang halus menakjubkan. Analisis inderteminasi yang disebut dalam bagian akhir buku Al-Khawarizmi juga berusaha ia jabarkan. Ini semua terjadi sebelum terjadi penerjemahan Arithmetica karya Diophantes ke dalam bahasa Arab. Segera setelah Arithmetica diintroduksikan, dilakukanlah penapsiran besar-besaran terhadap karya Diophantes tersebut.
Aljabar Abu Kamil kelihatannya lebih dikenal lewat terjemahannya dari bahasa Latin dan Hebrew. Keduanya dikomentari oleh Al-Istakhri dan AL-Imrani, namun kedua komentar tersebut kini telah hilang. Hasil studi terperinci dan mendalam dari L.C. Karpinski, “The Algebra of Abu Kamil Shoja’ bin Asalam”, didasarkan atas terjemahan behasa Latin karya Abu Kamil. Pada definisi “Jazr” (radix, akar), “Mal”(cencus, capital) dan “adad mufrad” (numerus, angka mutlak), Abu Kamil Suja’ mengikuti Al-Khawarizmi, namun dalam banyak hal ia jauh mengungguli para pendahulunya. Bahkan ia berani mengadakan penambahan dan pengurangan dari akar-akar kuadrat yang hanya melibatkan bilangan-bilangan irasional, yang dilakukan oleh matematikus-matematikus sebelumnya.
Dalam istilah “On the Pentagon and Decagon”, terjemahan versi bahasa Latin oleh H. Suter dan versi bahasa Hebrew oleh Sacherdote, semua soal yang ada diselesaikan dengan cara sederhana dan jelas melalui penerapan aljabar ke dalam geometri. Lewat risalah ini, Abu Kamil Suja’ menggunakan angka khusus untuk kuantitas tertentu. Dalam hal ini sebenarnya belum terbebas sepenuhnya dari metode Al-Khawarizmi. Sungguhpun demikian, dengan cara penyelesaian problem semacam itu, ia telah jauh mengungguli para pendahulunya, dan karyanya menandai suatu kemajuan yang amat penting. Sacherdote sendiri telah menunjukan bahwa Leonard dari Pisa tahu betul akan risalah ini, dan menyebarkan penggunaannya lewat karyanya “Practica geometriae” atau “Practice of Geometry”.
Seperti diketahui, bahwa Leonard dari Pisa yang lebih dikenal dengan Fibonacci merupakan salah seorang dari Eropa yang mengelana ke berbagai pusat ilmu pengetahuan Arab pada abad ke-13 M. Dan sekembali ke negaranya, ia menulis dan menterjemahkan buku-buku pengetahuan Arab, termasuk pula matematika. Fibonacci inilah yang termasuk salah satu penyebar pengetahuan tentang lembaga bilangan Hindu-Arab ke Eropa lama. Dengan dasar berhitung menurut Abu Kamil Suja’ dan AL-Khawarizmi, maka ia berhasil menyusun bukunya “Liber Abaci” pada tahun 1202 M, yang kemudian disempurnakan pada tahun 1228 M. dalam buku tersebut terkandung antar lain:
1. Pengetahuan tentang berhitung dengan bilangan bulat dan pecahan.
2. Cara berhitung akar 2 (kuadrat) dan akar 3 (kubik).
3. Cara memecahkan persamaan linier dan kuadrat.
4. Cara Menghitung melalui penjajagan dan jawaban palsu (rules of false position).
5. Pengetahuan matematika yang kemudian disebut barisan Fibinacci, yaitu 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, 34, 55, 89, 144, ……dan seterusnya. Dengan bilangan ini nantinya akan diperoleh suatu segitiga Pascal, dengan penjumlahan bilangan menurut garis lurus.

Proposal

PROPOSAL
PEMBANGUNAN REHAB MESJID
AL-JAUHAROH
PONDOK PESANTREN TERPADU
AL-KAUTSAR KARANG KITRI
CURUG - SERANG - BANTEN



Panitia Pembangunan dan Rehab Masjid Al-jauharoh
Pondok Pesantren Terpadu Al-Kautsar Karang Kitri

Sekretariat : Jalan Raya Pandeglang KM IX Desa Kamanisan Kec. Curug
Kode Pos 42173 Kota Serang Telp (0254) 250626 Prop. Banten
Republik Indonesia


Ijin Oprasional Ponpest No. Kd.28.01/I/PP.00.7/506/2008, 22 Oktober 2008


Nomor : 017/PPRM/PPT-AK/XI/08
Lamp : 1 Berkas
Hal : Mohon Bantuan Dana Pembangunan
Rehab Berat Masjid Al-Jauharoh

Kepada Yth
Bapak/Ibu/saudara
Kaum mukmin dan mukminat
Di Tempat


Assalamu’alaikum Wr. Wb


Teriring salam dan do’a semoga kita senantiasa dalam lindungan Allah SWT serta senantiasa sukses dalam menjalankan aktifitas keseharian Amin.

Selanjutnya sehubungan keadaan masjid Al-Jauharoh pondok Pesantren Terpadu Al-kausar Karangkitri keberadaannya atau kondisinya sudah sangat memprihatinkan antara lain:
Tembok sebelah timur, tembok sebelah utara, tembok sebelah selatan sudah dalam keaadaan miring, otomatis bagian atas kayu dan genting tinggal menunggu roboh.
Kami bersama para santri jika masuk kedalam masjid untuk mendirikan sholat lima waktu dan kegiatan lain selalu dihantui rasa takut tertimpa bangunan yang apalagi jika hujan lebat kami selalu cepat-cepat keluar dari masjid menghindari musibah. Adapun luas bangunan masjid adalah 14x14 meter. Bangunan ini merupakan amal jariyah dari seorang Bangsa Arab Saudi.
Perlu kami sampaikan kepada umat Islam bahwa asset Ponpes karangkitri berupa tanah seluas 26.500m2 termasuk bangunan yang telah berdiri dan berkembang dinyatakan oleh Pendiri harus menjadi milik umat, bukan milik kelompok atau perseorangan. Dengan harapan kita sebagai umat Islam agar merasa memiliki terhadap lembaga dan tempat ibadah tersebut.
Kepada ikhwatul Ummah bagi yang sudah mempunyai taburat( tabungan ahirat) di pondok Pesantren Al-Kautsar ataupun yang belum, kami dari pengelola Ponpes Al-Kautsar Karang Kitri mengucapkan jazakumullohu khoiron katsiro. Sebagai mana yang di uraikan di atas kami dari pengelola ponpes memohon partisipasi kepada bapak/ibu baik yang berbentuk uang atau barang guna terlaksananya pembangunan masjid tersebut.

Jumlah biaya yang dibutuhkan sekitar Rp.253.640.710,- ( Terbilang : Dua Ratus Lima Puluh Tiga Juta Enam Ratus Empat Puluh Ribu Tujuh Ratus Sepuluh Rupiah). sebagai bahan pertimbangan Bapak / Ibu kami lampirkan susunan panitia dan rincian biaya.
Selain itu kami mengharapkan kedatangan bapak/ibu untuk melihat kondisi bangunan masjid yang akan kami bangun serta bias menitipkan anaknya di lembaga kami.
Demikian surat permohonan ini kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya kami sampaikan terima kasih.

PANITIA PEMBANGUNAN REHAB BERAT
MESJID AL-JAUHAROH PONPEST TERPADU AL-KAUTSAR KARANG KITRI
Ds Kamanisan Kec. Curug Kota Serang Prop. Banten Republik Indonesia

Ketua,




H,Najmudin Lc Sekretaris,




Drs.Tata Maftuhi


Mengetahui,

Ketua Yayasan Al-Kautsar Kr. Kitri




H. Hanafiah. S.Pd.I Kepala Desa Kamanisan




ADE SUMINAR

Menyetujui,

Camat kec.Curug




.......................
NIP : Kepala KUA Kec.Curug




Sundus Hadi BA.
NIP :









Ijin Oprasional Ponpest No. Kd.28.01/I/PP.00.7/506/2008, 22 Oktober 2008



PROPOSAL REHAB MESJID AL-JAUHAROH
PONDOK PESANTREN AL-KAUTSAR KARANG KITRI
SERANG BANTEN




I. PENDAHULUAN

Mesjid merupakan salah satu sarana yang sangat penting dalam beribadah, mengingat pentingnya penggunaan mesjid yang berorientasi bukan hanya sekedar sarana ibadah mahdhoh saja, melainkan aktivitas atau amalan ibadah yang ghair mahdhoh juga dilaksanakan di dalamnya. Mengingat kondisi sekarang tentunya Mesjid Al-Jauharoh yang sudah berdiri dan sekarang berusia kurang lebih 7 tahun lamanya, belum sama sekali tersentuh perubahan (renovasi).
Kondisi reel sekarang adanya beberapa bangunan yang sudah lapuk dan termakan usia, Kaca jendela pecah, cat yang sudah lapuk, keramik pecah, genteng pecah dan mengakibatkan jika terjadi musim hujan kebocoran terutama langit-langit yang sudah menggelembung (ngendong) dan hampir jatuh membutuhkan tindadakan antisipasi guna mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, seperti melukai anak santri yang sedang melaksanakan sholat maupun kegiatan belajar.
Kami selaku pengurus Pondok Pesantren Al-Kautsar Karang Kitri mengajak segenap masyarakat untuk bersama–sama membantu permasalahan yang kami hadapi.
II. DASAR HUKUM

1. QS.At-Taubah ayat 18
2. QS.Al-Maidah ayat 2
3. QS.An-Nur 36-37
4. Hadist Riwayat Bukhori Muslim :
”Barangsiapa yang membangun Mesjid semata mengharapkan keridhoan Allah SWT, maka Allah SWT akan membangun baginya Semisalnya (Rumah) di Surga” (Muttafaqun Alaih : Riwayat Bukhari Muslim).

III. NAMA KEGIATAN

“Pembangunan Rehab Berat Mesjid Al-Jauharoh Pondok Pesantren Terpadu Al-Kautsar Karang Kitri“


IV. TUJUAN KEGIATAN

1. Menjaga amanah (pengelolaan Mesjid Al-Jauharoh) yang telah dihibahkan kepada kami selaku pengurus Pondok Pesantren Terpadu Al-Kautsar Karang Kitri
2. Menjaga keindahan Mesjid Al-Jauharoh agar layak digunakan sebagai saran Ibadah keapda Allah SWT.
3. Menghindari berbagai hal yang tidak ingin terjadi pada anak santri (musibah) yang sedang belajar di PPT Al-Kautsar
4. Memaksimalkan penggunakan multifungsi Mesjid Al-Jauharoh.

V. KEPANITIAAN

Terlampir

VI. ANGGARAN DANA

Terlampir

VII. PENUTUP

Demikian proposal ini kami susun sebagai kerangka dasar pelaksanaan kegiatan, kami berharap segala apa yang kami lakukan mendapat ridho Allah SWT, sehingga dapat terlaksana dengan baik dan tentunya peran serta semua pihak akan membantu suksesnya kegiatan ini. Atas perhatian dan kerjasamanya kami haturkan terimakasih.
Serang, 20 Januari 2009

Panitia Pelaksana Proyek
Rehab Mesjid Al-Jauharoh
Pondok Pesantren Terpadu
Al-Kautsar Karang Kitri





Ust. Hj. Najmudin, Lc.
Ketua
Drs. Tata Maftuhi
sekretaris

Mengetahui,



H. Hanafiah. S.Pd.I
Ketua yayasan




Ijin Oprasional Ponpest No. Kd.28.01/I/PP.00.7/506/2008, 22 Oktober 2008



Lampiran 1

SUSUNAN PANITIA REHAB MESJID AL-JAUHAROH
PONDOK PESANTREN TERPADU AL-KAUTSAR KARANG KITRI

1. PENASEHAT : Seluruh Dewan Pembina Pesantren :
Prof. KH. Wahab Afif MA.
KH. AS. Hassan
KH. Syafe’i AN, Drs. M.Si.
KH Sulaiman
KH Aceng Saefudin
H Embay Mulya Syarif

2. PENANGGUNGJAWAB ; H. Hanafiah S.Pd.I
3. PANITIA PELAKSANA :
3.1. Ketua ; H. Udin Najmudin LC
3.2. Sekretaris : Drs. Tata Maftuhi
3.3. Bendahara : Awang Ridwan
4. ANGGOTA PANITIA :
4.1. Bidang Humas/Transportasi : Dedi Jamhuri dan MH Jafar S.Ag
4.2. Bidang Usaha : Nanas Nasihudin, Saeful Bahri,
Abdul Rouf S.Pdi,.Hj. Rini, Ny. Eti dan
Hj. Lela
4.3. Konsumsi : Mutmainnah S.Ag dan Noneng Darmiyah
4.4. Tukang : Subli dan kawan-kawan

Serang, 20 Januari 2009

Panitia Pelaksana Proyek
Rehab Mesjid Al-Jauharoh
Pondok Pesantren Terpadu
Al-Kautsar Karang Kitri


Ust. Hj. Najmudin, Lc.
Ketua
Drs. Tata Maftuhi
sekretaris








Ijin Oprasional Ponpest No. Kd.28.01/I/PP.00.7/506/2008, 22 Oktober 2008



DAFTAR KEBUTUHAN MATRIAL
RENOVASI MASJID AL-JAUHAROH PONPES AL-KAUTSAR KR. KITRI

Jln. Raya Serang – Pandeglang K.M. 09 Kp. Lugina Ds. Kamanisan Curug
Telp. (0254) 250626

No. NAMA BARANG SAT JUMLAH TERSEDIA BELUM ADA
I. BESI
Besi Beton U. 16 Bt 126 - 126 Bt
Besi Beton U. 14 Bt 68 - 68 Bt
Besi Beton U. 12 Bt 76 - 76 Bt
Besi Beton U. 10 Bt 120 - 120 Bt
Besi Beton U. 6 Bt 85 - 85 Bt
KAWAT BETON Kg 30 - 30 Kg
PAKU CAMPUR Kg 75 75 Kg -

II. KAYU
Balok 6/15 m3 4,60 4,60 m3 -
Balok 6/12 m3 13 13 m3 -
Balok 5/7 m3 5 5 m3 -
Balok 3/4 m3 1,5 1,5 m3 -

III. LAIN-LAIN
Bata beton Bh 12.950 12.950 m3 -
Pasir Truk 12 5 Truk 7 Truk
Batu m3 23 10 m3 13 m3
Spleet m3 46 46 m3 -
Pasir Cor m3 27 - 340 Sak
Semen PC 50 Kg Sak 390 50 Sak -
Genteng Pres Bh 9.000 9.000 Bh -
Bubungan Bh 240 240 Bh -
Cat Tembok GL. 25 Kg Gl 6 - Gl 6 Gl
Cat Kayu Kl 12 12 Kl -
Tener Kl 4 4 Kl -
keramik m3 126,5 - 126,5 m3


Serang, 20 Januari 2009

Panitia Pelaksana Proyek
Rehab Mesjid Al-Jauharoh
Pondok Pesantren Terpadu
Al-Kautsar Karang Kitri



Ust. Hj. Najmudin, Lc.
Ketua
Drs. Tata Maftuhi
sekretaris

12 Februari 2009

PROFILE SANTRI

PROFILE SANTRI VERSI
PONDOK PESANTREN TERPADU AL-KAUTSAR KARANG KITRI
Oleh : Abu Nash

Pendidikan merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan manusia, untuk melahirkan generasi yang beraqidah, berakhlaq mulia memiliki ilmu pengetahuan yang luas, dan kecerdasan serta keterampilan untuk hidup. lantas seperti apakah Pondok Pesantren Terpadu Al-Kautsar Karang Kitri dalam menyikapi dunia pendikan sekarang ini? apa yang kita bayangkan dan seperti apa yang kita ketahui dan menelaah sejenak juga bagaimana dalam Menyikapi fenomena pendidikan sekarang yang lebih berorientasi dan memprioritaskan ilmu pnegetahuan umum (science) dan kurang memperhatikan nilai-nilai Agama (Religius) terutama Akhlak (moral), sehingga pendidikan yang seyogyanya menjadi solusi untuk bagaimana mencetak generasi kedepan yang cerdas dan berilmu pengetahuan yang luas disertai dengan nilai-nilai ilmu agama yang kapabel dalam bidangya, sehingga masyarakat dapat tercerahkan dengan adanya lembaga pendidikan dalam menghadapi problematika masyarakat yang masih tabu terhadap dunia pendidikan bahkan menjadi samara, itulah stigma yang ada di masyarakat saat ini.
Untuk itu Lembaga Pendidikan Pondok Pesatren Terpadu Al-Kautsar memadukan konsep (korelasi) antara pendidikan umum dan pedidikan Agama sehingga menghasilkan output yang lain dari pada sekolah atau bahkan pondok yang lain sehingga Al-Kautsar mampu menjawab beberapa persolan yang sedang berkembang ditengah masyarakat yang majemuk atau bahkan pluralis.
Salah satu unit yang ada di PPT Al-Kautsar Karang Kitri MTs Al-Kautsar yang telah terakreditasi “B” oleh Departemen Agama Nomor : WI/PP.005/431/2004 dengan Nomor Statistik Madrasah : 212230124144 di bawah naungan Yayasan Al-Kautsar Karang Kitri dengan Akte Notaris Moh. Toha, SH. No.17 Tanggal 22 Februari 2001 No. dan SMA Al-Kautsar dengan No. Statistik : 3022890421061 No. Identitas Sekolah : 642.2/2339 dari Dinas Pendidikan Tanggal 27 Desember 2004.

TATA TERTIB SANTRI

Kewajiban Santri
1. Bertindak dan bersikap/berakhlakul karimah baik di dalam maupun di luar Pondok Pesantren Terpadu Al-Kautsar.
2. Menjungjung tinggi norma agama berlandaskan kepada al-Qur’an dan Assunnah
3. Memakai pakaian seragam formal (pada waktu KBM berlangsung) dan non formal berapakaian dengan rapi dan menutup aurat.
4. Mengikuti segala aktifitas yang ada di PPT Al-Kautsar Karang Kitri dengan baik dan penuh disiplin.
5. Santri hadir di kelas selambat-lambatnya 5 menit sebelum pelajaran di mulai
6. Memelihara keamanan, ketertiban, kebersihan, dan keindahan kelas, asrama masing-masing serta lingkungan Pon-Pes secara menyeluruh.
7. Menjaga nama baik dan kewibawaan PPT Al-Kautsar Karang Kitri dimanapun berada.
8. Berdisiplin, jujur, bersemangat, bertanggung jawab, dan menghindari perbuatan tercela.
9. Menyampaikan Surat Undangan/Panggilan/Pemberitahuan untuk orangtua/wali Santri.
10. Melunasi Segala Pembayaran keuangan sesuai waktu yang telah ditentukan.
11. Bagi santri yang mendapatkan tugas piket di kelas, kamar asrama, dan lingkungan Pondok Pesantren Terpadu Al-Kautsarserta ronda harus melaksanakan tugasnya sesuai jadwal yang telah ditentukan.
12. Setiap santri diharuskan shalat berjamaah di mesjid.
13. Santri yang ada kepentingan keluar pondok atau tidak bisamengikuti kegiatan, meminta izin kepada bidang terkait.
14. Santri diharuskan hadir mengikuti pelajaran minimal 75 % .
15. Menggunakan bahasa resmi pondok, yaitu :
a. bahasa Indonesia, bagi santri baru selama 3 bulan
b. Bahasa Arab dan Inggris bagi seluruh santri lama atau baru setelah 3 bulan
16. Santri diharuskan menunjuk bukti tertulis bila ada keperluan keluarga yang mendadak dan Surat Keterangan Dokter bila sakit.
17. Menitipkan uang jajan kepada KOpontren untuk diatur penggunaannya.

Hak-Hak Santri
1. Memperoleh pendidikan, bimbingan, pengarahan dan nasehat serta pelajaran dari dewan guru dan pengurus organisasi santri dengan sebaik-baiknya.
2. Memanfaatkan fasilitas yang dimiliki PPT Al-Kautsar Karang Kitri sesuai dengan prosedur yang berlaku.
3. Memperoleh perlakuan yang adil dan bijaksana dari dewan guru dan pengurus organisasi santri
4. Memberikan masukan yang baik berupa saran dan kritikan yang konstruktif dengan prosediur yang benar secara langsung maupun tertulis melalui kotak saran.
5. Memiliki kartu identitas siswa/santri (OSPPT)

Hal-hal yang harus dihindari oleh Santri
1. Melakukan hal-hal yang bertentangan dengan Al-qur’an dan Assunah.
2. Dilarang memakai perhiasan dan embawa uang berlebih-lebihan serta barang barang berharga yang dapat mengundang hal-hal negatif.
3. Dilarang Berpakaian bebas/tidak berseragam selama KBM berlangsung.
4. Dilarang membawa dan menyimpan alat-alat elektronik (HP, TV, Tape) dan senjata tajam (Pisau, Golok dan sebagainya).
5. Mengeluarkan suara keras atau tidak senonoh serta kata-kata jorok yang mengandung kecabulan.
6. Mempergunakan, memanfaatkan barang-barang orang lain tanpa seijin pemiliknya (Ghosob).
7. Dilarang Berkomunikasi di dalam kamar dan memasuki kawasan lawan jenis
8. Mencorat-coret bukan pada tempatnya, seperti di Meja, kursi dan tembok.
9. Menggunakan fasilitas olah raga, dan seni, Laborarorium dan perpustakaan diluar jawdal yang telah ditentukan.

Hal-hal yang dianjurkan Kepada Santri
1. Tidak sering ijin keluar pondok dengan alasan apapun.
2. Memperbanyak membaca Al-Qur’an
3. Saling menghormati dan menyayangi.
4. Melaksanakan adab-adab Islamiyah setiap hari, seperti : Mendawamkan wudhu dan membaca Wirid, Do’a sebelum dan sesudah tidur.
5. Sholat tahajud, witir dan Duha.
6. Berpuasa pada hari senin dan kamis, serta Ayyamul Bidh (tanggal 14,15 dan 16 pada bulan Hijriyah).
7. Menabung dan tidak boros.
8. Memanfaatkan waktu luang dengan hal-hal yang positif dan sebaik-baiknya.
9. Memakai pakaian yang sopan dan Islami setiap hari.
10. Memberitahukan perkembanagan belajar dan Ponpest, serta mohon Do’a kepada orang tua setiap bulan sekali.

Sanksi-sanksi
1. Sanksi-sanksi yang melanggar tata tertib di kelas dan di lingkungan Pesantren :
a. Diberikan teguran kelas secara lisan oleh aparat terkait
b. Membuat surat perjanjian di tanda tangani.
c. Diberikan sanksi akademis dengan membuat tugas edukatif
d. Dipanggilnya orang tua/wali santri.
e. Diberhentikan bila melakukan tindakan pidana/perdata di dalam ponpes dan telah melalui proses a, b, dan c.
2. Sanksi-sanksi yang melanggar tata tertib di Laboratorium ,Perpustakaan dan Koperasi :
a. Peringatan keras dari Pengelola laboratoriu, perpustakaan dan koperasi serta santri harus membuat pernyataan/perjanjian yang ditandatangani
b. Mengganti buku/barang yang hilang atau rusak dengan barang yang sama jenisnya.
c. Sanksi akademis berupa pembatasan hak dalam penggunaan laboratorium,perpustakaan dan koperasi..

Serang, 17 Juli 2007
MOT FORTASI
Tahun 2007-2008


Nanas Nasihudin

Disiplin Santri

DISIPLIN SANTRI
PONPES TERPADU AL-KAUTSAR KARANG KITRI
TAHUN PELAJARAN 2008–2009

I. KEWAJIBAN SETIAP SANTRI
1. Mengamalkan nilai-nilai islam sesuai Al-Qur’an dan Sunnah serta Salalfus Shalih
2. Taat pada Pimpinan Pondok dan seluruh dewan guru serta peratura yang telah dibuat baik tertulis maupun tiadk tertulis.
3. Sholat lima waktu secara berjama’ah
4. Membayar iuran bulanan SPP, Dapur, dan iuran OSPPT dan Kepanduan selambat-lambatnya sebelum tanggal 10 setiap bulan.
5. manjaga nama baik Pondok dimanapun berada.
6. berbusana muslim sesuai dengan kebutuhan kondisi dan tempat
7. Berpakain putih untuk setiap shalat Jum’at dan berpeci hitam untuk setiap kali shalat jum’at bagi santri putra.
8. Berpakain rapih (memakai ikat Pingganang) ketika mengikuti kegiatan-kegiatan resmi, izin keluar Pondok
9. Mengikuti segala aktifitas keseharian dengan baik dan penuh disiplin, diantaranya :
a. Belajar dari pukul 07.00–14.20 WIB
b. Berolahraga pagi setiap hari ahad dan Rabu, Muhadhoroh, Kepanduan, Komputer, Drum Band, Beladiri dan lainnya.
c. mengikuti kegiatan ekstrakulikuler maksimal dua macam sesuai dengan pilihannya
d. menepati jadwal waktu yang telah dibuat oleh bidang Pengasuhan, Bidang Kurikulum Pengurus OSPPT dan Kepanduan.
e. Sudah berada di ruang Kelas/Kegiatan lima menit sebelumkegiatan dimulai
10. meminta izin kepada Bidang terkait apabila tidak bias mnegikuti kegiatan atau keluar Pondok.
11. Menjaga hak miliknya dengan baik dan menghormati hak milik orang lain.
12. Menjaga kebersihan,kerapihan ,keindahan pondok.
13. Memelihara keamanan, ketertiban, kebersihan, dan keindahan kelas, asrama masing–masing serta lingkungan Ponpes secara menyeluruh
14. Berdisiplin, jujur, bersemangat, bertanggung jawab, dan menghindari perbuatan tercela
15. Setiap santri diharuskan shalat berjamaah dimasjid
16. Santri diharuskan hadir mengikuti pelajaran minimal 75 %
17. Menitipkan uang jajan kepada Kopontren untuk diatur penggunaanya
18. Melaksanakan enam hak kewajiban sebagai seorang muslim.
a. Menjawab salam
b. Menghadiri undangan
c. Memberikan nasehat apabila diminta nasehat
d. Mendo’akan orang yang sedang bersin lalu memuji Allah
e. Melewat orang yang sedang sakit
f. Mengantarkan jenazah orang yang sudah meninggal dunia
19. Sholat, tidur, makan, mandi, ditempat yang telah ditentukan.
20. Membaca Al-qur’an sebelum dan sesudah sholat
21. Membaca Al-ma’tsurat dan Asmaul Husna setiap pagi dan sore
22. Mencukur rambut setiap dua bulan sekali atau apabila sudah menyentuh telinga dan kerah baju
23. Berbelanja dikoperasi pelajar
24. Wajib memakai kaos kaki bagi putri apabila keluar dari daerah putrid
25. Memiliki alat–alat kebutuhan diantaranya:
a. Perlengkapan sholat
b. Alat–alat belajar
c. Alat-alat makan
d. Alat–alat mandi
e. Perlengkapan olahraga
f. Alat–alat tidur
26. Membayar uang perizinan :
a. Pulang Rp. 1000
b. Keperluan yang lain Rp. 500

II. HAK–HAK SETIAP SANTRI
1. Mendapatkan pendidikan, bimbingan, pengarahan, nasehat, pelajaran dari dewan guru dan pengurus
2. Memperoleh perlakuan yang adil dari dewan guru dan pengurus
3. Memberikan masukan yang baik berupa saran dan kritikan yang konstruktif dengan prosedur yang baik dan benar secara langsung maupun tertulis melalui kotak saran
4. Memilih kegiatan ekstrakulikuler yang akan di ikuti
5. Memanfaatkan fasilitas yang dimiliki PPT Al–Kautsar karang kitri sesuai dengan prosedur yang berlaku

II. ANJURAN KEPADA SELURUH SANTRI
1 Selalu berdisiplin dan tepat waktu
2 Tidak sering izin keluar pondok dengan alasan apapun
3 Memperbanyak untuk membaca Al- Qur’an
4 Saling menghormati dan menyayangi
5 Melaksanakan adab–adab setiap hari,seperti :
a. Berwudhu dan membaca wirid do’a sebelum tidur
b. Berdo’a sebelum dan sesudah melakukan aktifitas sehari–hari
6 Sholat dhuha,witir dan tahajud
7 Berpuasa pada hari senin,kamis dan Ayyamul bidh (Tanggal 13,14,15 bulan hijriyah)
8 Menabung dan tidak boros
9 Menekuni bidang study,kursus, kepramukaan,keterampilan,oahraga dan seni yang disenangi
10 Memanfaatkan waktu luang dengan hal–hal yang posiitif dan sebaik–baiknya
11 Memakai jas dan pakaian yang tidak tertulis dan bergambar ketika sholat
12 Memotong rambut sebulan sekali dan kuku seminggu sekali
13 Menulis dan mengirim surat kepada orang tua setiap bulan sekali untuk memberitahukan perkembangan belajar dan pondok ,serta mohon do’a

IV. LARANGAN (HAL–HAL YANG HARUS DI TINGGALKAN ) SANTRI
1. Menganiyaya dan melakukan tindakan yang mengarah kepada pembunuhan
2. Berzina dan berhubungan dengan lawan jenis
3. Homo damn lesbian
4. Meminum minuman keras dan mengedarkan serta mengkonsumsi narkoba
5. Memasuki kamar lawan jenis dan kawasan terlarang
6. Menyimpan menyebarkan dan membaca buku porno
7. Menyimpan,menyebarkan dan mengamalkan segala jenis wafak
8. Mencuri , Berkelahi,Menghina,Merokok,Berbohong / tidak jujur
9. Keluar masuk pondok
a. Keluar pondok pada waktu malam
b. Keluar masuk PPTAK tanpa izin
c. Mengikuti kegiatan diluar tanpa sepengetahuan/seizin bidang pengasuhan dan bidang pengajaran
d. Sering izin keluar pondok dengan berbagai alasan dan bukan pada waktu yang telah ditentukan
e. Izin keluar pondok tidak melalui prosedur yang telah ditentukan
10. Tidur bukan pada tempatnya dan bukan pada waktunya, seperti :
a. Menginap dirumah orang kampung sekitar pondok
b. Tidur bukan pada kamarnya
c. Tidur pada waktu belajar
11. Mengeluarkan suara keras atau tidak senonoh dan kata-kata jorok yang mengandung kecabulan
12. Berbicara selain bahasa resmi pondok
13. Menunjukkan kefanatikan pada salah satu madzhab,faham ,golongan,partai politik dan mengecilkan yang lain
14. Bersendagurau ( bercanda ) dimasjid , kamar, dapur ,kelas atau ditempat latihan sehingga mengganggu ketertiban dan kekhusyuan orang lain yang sedang berada ditempat tersebut,seperti : sedang belajar ,tidur, makan dan lain–lain
15. Mempergunakan,memanfaatkan barang orang lain tanpa seizin pemiliknya ( ghosob )
16. Menitipkan dan memijamkan barang apapun kelawan jenis
17. Berkomikasi diluar kelas dan memasuki kawasan lawan jenis
a Kawasan santriwan adalah : dapur putra, wc asatidz, masjid dan lapangan badminton
b. Kawasan santriwati adalah : rumah pimpinan , gedung MTs,kantor.
18. Mengadakan pertemuan dan perkumpulan apapun tanpa seizin dan sepengetahuan bidang pengasuhan dan bidang pengajaran
19. Membawa dan menyimpan alat–alat elektronik seperti ( setrika )
20. Mencoret–coret bukan pada tempatnya seperati : Dimeja ,kursi dan tembok
21. .Memakai assesoris yang berlebihan dan pakaian tidak islami
22. Memutar dan memainkan musik yangtidak islami
23. Meninggalkan kelas ketika jam belajar sedang berlangsung,seperti :
a. Menerima telefon.
b. Menerima tamu.
c. Menemui Orang Tua..
24. Menerima dan membawa tamu kelignkungan pondoktanpa seijin dari bagian tamu dan bidang Pengasuhan Santri.
25. Berbelanja diluar Koperasi
26. Makan bukan pada tempat dan waktunya.
27. Berjalan, bergaul,bermain dan belajar hanya dengan teman satu daerah
28. Menggunakan fasilitas olahraga diluar jadwal yang telah ditentukan
29. Menyimpan uang lebih dari Rp.20.000,- / hari
30. Belajar ditempat yang gelap/remang–remang
31. Memeliki lemari lebih dari satu
32. Perizinan pulang lebih dari empat kali dalam satu bulan untuk anggota dan lebih dari dua kali untuk pengurus

V. SANKSI–SANKSI BAGI PELANGGARAN DISIPLIN
1 Dikeluarkan dari PPTAK serang banten tanpa surat keterangan apaun dari dipondok
2 Turun kelas dengan kewajiban mengikuti ujian ulang
3 Diskor selama waktu yang ditentukan dan kembali ke PPTAK dengan orang tua
4 Dicukur bersih (botak)
5 Dijemur
6 Didenda dengan jumlah uang/barang yang ditentukan
7 Membuat karangan dalam bahasa arab dan inggris
8 Membersihkan tempat–tempat tertentu
9 Menghafal surat–surat pendek (juz Amma) atau surat pilihan lainya
10 Sanksi–sanksi tambahan lainya yang ditentukan dalam musyawarah dewan guru

VII. BENTUK–BENTUK PELANGGARAN DISIPLIN BERAT
1 Menganiaya dan melakukan tindakan yang mengarah kepada pembunuhan
2 Berzina dan berhubungan dengan lawan jenis
3 Homo dan lesbian
4 Meminum minuman keras dan mengedarkan
5 Memasuki kamar lawan jenis
6 Mencuri
7 Bekelahi
8 Menyimpan, menyebarkan dan membaca buku porno
9 Merokok
10 Meghina
11 Menginap dirumah orang kampong (sekitar pondok)
12 Keluar tanpa izin (kabur)
13 Menyimpan, menyebarkan dan mengamalkan segala jenis wafak
14 Mengikuti kegiatan diluar tanpa sepengetahuan/seizin bidang pengasuhan santri dan pengajaran
15 Keluar pondok pada malam hari
16 Mencoret–coret bukan pada tempatnya

VIII. SANKSI–SANKSI PELANGGARAN DISIPLIN BERAT
1 Dikeluarkan dari PPTAK serang banten tanpa surat keterangan apapun dari pondok
2 Turun kelas dengan kewajiban mengikuti ujian ulang
3 Diskor selama waktu yang telah ditentukan dan kembali ke PPTAK dengan orang tua
4 Dicukur bersih ( botak )
5 Membuat karangan dalam bahasa arab dan inggris serta menghafal surat yasin
6 Sanksi tambahan yang sesuai dengan jenis pelanggaran yang ditentukan didalam musyawarah dewan guru

IX. BENTUK–BENTUK PELANGGARAN DISIPLIN SEDANG
1 Berbohong / tidak jujur
2 Mengeluarkan suara keras atau tidak senonoh dan kata – kata jorok yang mengandung kecabulan
3 Berkomunikasi diluar kelas dan memasuki kawasan lawan jenis
4 Menitipkan dan meminjamkan barang apapun kepada lawan jenis
5 Mempergunakan dan memanfaatkan barang orang lain tanpa seizin pemiliknya ( ghosob )
6 Menunjukkan kefanatikan pada salah satu madzhab, faham, golongan,partai politik dn mengecilkan yang lain
7 Sering izin keluar pondok dengan berbagai alasan dan bukan pada waktu yang telah ditentukan
8 Berbicara selain bahasa resmi pondok
9 Menerima dan membawa tamu kelingkungan pondok tanpa seizin dari bagian tamu dan bidang pengasuhan santri
10 Izin keluar pondok tidak melalui prosedur yang telah ditentukan
11 Memutarkan dan memainkan musik yang tidak islami
12 Memakai assesoris yang berlebihan dan berpakaian yang tidak islami

X. SANKSI–SANKSI PELANGGARAN DSIPLIN
1 Meminta tanda tangan kepada bapak pimpinan dan dewan guru
2 Membersihkan tempat–tempat tertentu
3 Dijemur
4 Membuat karangan dalam bahasa arab dan inggris
5 Didenda dengan sejumlah uang/barang yang ditentukan
6 Sanksi tambahan/gabungan, bila pelanggaran itu dilakukan lebih dari satu kali

Keterangan : Dua kali pelanggaran sedang sama dengan pelanggaran berat

XI. BENTUK–BENTUK PELANGGARAN DISIPLIN RINGAN
1 Bersenda gurau (bercanda) sehingga mengganggu ketenangan orang lain
2 Berjalan, bergaul, bermain dan belajar hanya dengan teman satu daerah
3 Makan bukan pada tempat dan waktunya
4 Meniggalkan kelas ketika jam belajar sedang berlangsung, seperti :
a. Menerima telefon
b. Menemui tamu
c. Menemui orang tua
5 Menyimpan Uang lebih dari Rp. 20.000,-
6 Menggunakan fassilitas Umum
7 Belajar ditempat yang gelap
8 Membawa baju sehari-hari lebih dari enam stel bagi putri
9 Memiliki lemari lebih dari satu

XII. SANKSI-SANKSI PELANGGARAN DISIPLIN RINGAN
1 Diberikan nasehat, arahan dan bimbingan
2 Ditegur langsung ditempat pelnggaran
3 Mengahafal mufrodat sebanyak dua puluh kosa kata
4 Mengahafal surat–surat pendek (juz Amma) atau surat pilihan lainya
5 Sanksi tambahan sesuai dengan pelanggaran

Keterangan : Tiga kali pelanggaran ringan sama dengan pelanggaran sedang

Serang, ... Rajab 1429
... Juli 2008



Nanas Nasihudin
Waka Kesiswaan
Menyetujui :
Ust. H. Udin Najmudin, Lc.
Pimpest Al-Kautsar



H. Ahmad Hanfiyah, S. Pd.I
Ketua Yayasan

Foto Pesantren





11 Februari 2009

Assalamu'alaikum Wr.Wb.


Tes alias nyobain blog pesantren alkautsar keyyyy